Stratifikasisosial dan mobilitas sosial memiliki hubungan yang sangat erat dalam kehidupan di masyarakat karena.. SD Matematika Bahasa Indonesia IPA Terpadu Penjaskes PPKN IPS Terpadu Seni Agama Bahasa Daerah
Pengaruhdiferensiasi sosial dan stratifikasi sosial sendiri akan membawa pengaruh dan berbagai konsekuensi dalam kehidupan masyarakat. Orang yang menduduki lapisan masyarakat atas akan memiliki cara hidup yang berbeda daripada orang yang berada pada lapisan masyarakat bawah.
Namunsecara prinsipil bentuk-bentuk lapisan sosial tersebut dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kelas yaitu ekonomi, politis, dan didasarkan pada jabatan-jabatan tertentu dalam masyarakat. Ketiga bentuk pokok tadi memiliki keterkaitan yang erat satu sama lainnya, dimana ketiganya saling mempengaruhi.
Mobilitassosial dalam kehidupan masyarakat berpengaruh terhadap kehidupan sosial ekonomi dan budaya masyarakat. Penyebab terjadinya mobilitas sosial karena adanya perbedaan sumber kehidupan masyarakat, akibatnya? Terjadinya peruahan struktur sosial masyarakat Kemajuan sosial ekonomi masyarakat Interaksi sosial yang semakin intensif Terjadinya modernisasi masyarakat Terjadinya perpindahan
Sepanjang2 tahun terakhir, hukum Indonesia bak kisah sinetron televisi. Panggung meja hijau menampilkan tangis, ketidakadilan, dan skenario-skenario dari orang yang tidak tersentuh hukum secara
Bagaimanakahbentuk konsekuensi mobilitas sosial dalam kehidupan masyarakat? Please jawab ka.. Iklan Jawaban 3.9 /5 44 sellatrihajijatjg03 Berupa proses sosial yang disosiatif, misalnya konflik. Konflik sebagai konsekuensi dari mobilitas dari monilitas sosial dapat berupa konflik antarkelas, antarkelompok sosial, atau antargenerasi. tak betul pun
32.2. Mengaitkan bentuk-bentuk mobilitas sosial yang terjadi pada masyarakat; 3.2.3. Menganalisis faktor-faktor pendorong dan penghambat mobilitas sosial pada kasus yang terjadi pada kehidupan masyarakat; 4.2. Menyajikan hasil analisis tentang pengaruh interaksi sosial dalam ruang yang berbeda terhadap kehidupan sosial dan budaya serta
zHEST. Menurut Kimball Young Soekanto, 2002 249 mobilitas sosial atau gerak sosial atau social mobility adalah suatu gerak dalam struktur sosial social structure yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial. Struktur sosial mencakup sifat-sifat hubungan antara individu dalam kelompok dan hubungan antara individu dengan kelompoknya. Pitirim A. Sorokin Sunarto, 2004 menyebutkan bahwa mobilitas sosial menjelaskan beberapa perpindahan dari seorang individu atau objek sosial atau nilai, apapun yang diakibatkan karena kreasi atau perubahan akibat aktivitas manusia dari posisi sosial yang satu ke posisi sosial lainnya. Horton dan Hunt 1999 36 menyatakan bahwa mobilitas sosial social mobility dapat diartikan sebagai suatu gerak perpindahan dari suatu kelas sosial ke kelas sosial uraian di atas dapat disimpulkan bahwa mobilitas sosial adalah posisi sosial seseorang yang mengalami gerak atau perpindahan dari satu posisi sosial ke posisi sosial yang lain. Mobilitas sosial mudah dilaksanakan dalam masyarakat dengan sistem stratifikasi sosial terbuka dan sulit dilaksanakan dalam masyarakat berkelas sosial mobilitas sosial tidak dapat dipisahkan dengan konsep serta dimensi kriteria stratifikasi sosial. Seringkali konsep mobilitas sosial disamakan dengan konsep mobilitas penduduk population mobility. Secara konseptual, antar keduanya berbeda. Mobilitas sosial terfokus pada perpindahan status sosial, sedangkan mobilitas penduduk terkait dengan perpindahan secara geografis teritorial, baik perpindahan tempat tinggal dan atau tempat Mobilitas SosialPitirim A. Sorokin menyebut mobilitas sosial dengan istilah gerak sosial Soekanto, 2002 249. Ada dua prinsip bentuk gerak sosial meliputi gerak sosial horisontal dan gerak sosial sosial horisontal merupakan peralihan individu atau obyek-obyek sosial lainnya dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat, dan dengan gerak sosial yang horizontal tidak terjadi perubahan derajat kedudukan seseorang ataupun suatu obyek sosial. Contoh Seorang cleaning service beralih profesi menjadi office sosial vertikal dimaksudkan sebagai perpindahan individu atau obyek sosial dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan sosial lainnya yang tidak sederajat. Ada dua jenis gerak sosial vertikal, meliputi a Gerak sosial vertikal naik social climbing yaitu masuknya individu yang mempunyai kedudukan rendah ke dalam kedudukan yang lebih tinggi. Contoh Anak seorang tukang bubur yang karena ketekunannya menjadi sarjana, yang menjadikan kedudukan keluarganya menjadi terpandang dan naik karena menjadi keluarga “sarjana”; b Gerak sosial menurun social sinking mempunyai dua bentuk utama yaitu1 Turunnya kedudukan individu ke kedudukan yang lebih rendah derajatnya. Contoh Seseorang pejabat sebuah instansi yang kaya dan terhormat, tiba-tiba diketahui telah menyelewengkan uang perusahaan, akhirnya ia dipecat, harta kekayaannya disita dan ia menjadi orang miskin dan pengangguran.2 Turunnya derajat kelompok individu yang dapat berupa disintegrasi kelompok sebagai kesatuan. Contoh Sekelompok buruh yang berdemo menuntut kesejahteraan dan jaminan kerja dapat mengalami disintegrasi dengan seluruh buruh yang 2006 221-222 menyebut ada tiga tipe dasar mobilitas yaitu mobilitas antargenerasi, mobilitas struktural dan mobilitas antargenerasi intergenerational mobility merujuk pada suatu perubahan yang terjadi di antara generasi-generasi. Jika generasi sekarang anak berada pada tingkat kelas sosial lebih tinggi dari generasi sebelumnya orang tua, maka keadaan ini dinamakan mobilitas sosial ke atas upward social mobility. Sebaliknya, apabila seorang anak dalam bisnisnya mengalami kebangkrutan, lantas kemudian meminta bantuan orang tuanya, maka kondisi ini dinamakan mobilitas sosial ke bawah downward social mobility.Mobilitas struktural structural mobility merujuk pada perubahan dalam masyarakat yang menyebabkan sejumlah besar orang naik atau turun tangga kelas sosial. Pesatnya perkembangan teknologi dan globalisasi telah membuka banyak peluang untuk bermobilitas dengan menghadirkan beragam jenis pekerjaan baru. Sejumlah besar orang mengikuti pendidikan, pelatihan, kursus, pindah pekerjaan dari kerah biru ke kerah putih. Meskipun hal ini melibatkan upaya individu, namun yang melandasi mobilitas ini adalah perubahan pada struktur pekerjaan. Dengan kata lain, perubahan status seseorang bukan karena perilaku individu melainkan karena perubahan struktural dalam pertukaran exchange mobility terjadi ketika sejumlah besar besar masyarakat naik dan turun tangga kelas sosial secara seimbang, proporsi kelas- kelas sosial tetap sama. Diandaikan bahwa sebanyak satu juta orang dilatih dengan teknologi baru lalu mereka naik tingkat kelas sosial. Di sisi lain ada sekitar satu juta orang yang tergeser kelas sosialnya akibat kegagalan pengembangan perusahaan atau terkena pemutusan hubungan kerja. Diasumsikan hasil akhirnya adalah keseimbangan, dan sistem kelas pada dasarnya tetap tak Umum Mobilitas SosialDalam mempelajari mobilitas sosial, harus dipahami beberapa prinsip umum yang terdapat di dalam mobilitas itu sendiri Kanto, 2007.1. Tidak ada masyarakat yang memiliki sistem stratifikasi sosial mutlak tertutup absolutely closed social stratification di mana sama sekali tidak ada mobilitas sosial vertikal. Dalam masyarakat yang menerapkan sistem kasta sekalipun, proses mobilitas sosial vertikal pasti terjadi, hanya saja frekuensinya sangat terbatas. Misalnya turun dari kasta atas karena melakukan penyimpangan norma, atau dari kasta bawah bisa naik ke kasta yang lebih atas melalui Betapapun terbukanya sistem stratifikasi sosial tak mungkin bersifat mutlak terbuka absolutely open social stratification. Artinya, mobilitas sosial tidak dapat dilakukan sebebas-bebasnya, sedikit banyak pasti ada hambatan- hambatannya, terutama untuk mobilitas sosial vertikal Sistem stratifikasi sosial dalam masyarakat cenderung bersifat relatif terbuka relatively open social stratification atau relatif tertutup relatively closed social stratification. Pada masyarakat yang satu memiliki sistem statifikasi sosial yang relatif lebih terbuka dibandingkan masyarakat lainnya, atau sebaliknya. Ini berarti bahwa fenomena terjadinya mobilitas sosial dalam masyarakat cukup Mobilitas sosial yang berlaku secara umum bagi semua tipe masyarakat tidak mungkin ada, karena setiap masyarakat cenderung memiliki ciri-ciri spesifik bagi proses mobilitas sosialnya. Hal ini bisa disebabkan karena perbedaan budaya, kondisi sosial ekonomi masyarakat dan Beragam faktor, baik sosio-kultural, ekonomi bahkan politik, cenderung memiliki pengaruh yang berbeda terhadap laju mobilitas sosial dalam masyarakat maupun Mobilitas SosialFenomena mobilitas sosial sangat kompleks, oleh karena itu baik faktor penentu maupun prosesnya juga sangat beragam. Dalam masyarakat terdapat beberapa faktor penyebab pokok mobilitas sosial, antara lain Kanto, 20071 Sifat dari sistem stratifikasi sosial dalam masyarakatPada masyarakat yang memiliki sistem stratifikasi sosial relatif terbuka akan memberi peluang meningkatnya proses mobilitas sosial vertikal naik. Sebaliknya yang relatif tertutup bisa menghambat proses mobilitas sosial vertikal naik. Sifat sistem stratifikasi sosial ini kurang berpengaruh cenderung netral terhadap proses mobilitas sosial Kondisi sosial budaya dan ekonomi masyarakata Nilai dan norma sosial yang dulunya menghambat proses mobilitas sosial secara bertahap berubah menjadi netral dan bahkan memberikan toleransi meningkatnya proses mobilitas sosial, baik vertikal maupun horisontal. Pengaruh yang cukup signifikan terlihat dari meningkatnya proses mobilitas sosial kaum perempuan, terutama di daerah pedesaan, baik di bidang pendidikan maupun Tingkat pendidikan masyarakat yang semakin maju. Merupakan salah satu faktor pendorong terciptanya masyarakat maju dan modern yang sarat dengan proses mobilitas sosial. Meningkatnya fenomena mobilitas sosial dalam masyarakat transisi dari tradisional ke modern dan masyarakat modern, pada gilirannya akan berdampak pada semakin kompleksnya struktur stratifikasi Kondisi ekonomi masyarakat. Cukup baiknya kondisi ekonomi masyarakat akan memberikan peluang yang besar terhadap laju mobilitas sosial vertikal karena sifatnya yang kumulatif. Dipihak lain, kondisi ekonomi yang kurang menguntungkan, misalnya kemiskinan, cenderung memotivasi individu untuk melakukan mobilitas sosial agar bisa keluar dari lingkaran kemiskinan dalam rangka mencapai kehidupan yang lebih Kondisi lingkungan luar yang memberi peluang terjadinya mobilitas sosiala Nilai dan norma sosial yang lebih longgarb Kesempatan kerja dan peluang berusaha cukup tersediac Peluang untuk berprestasi peningkatan karier lebih besard Fasilitas umum misalnya lembaga pendidikan cukup memadaie Adaptasi antar budaya relatif mudah, baik melalui proses asimilasi budaya maupun Motivasi individu, khususnya generasi muda untuk melakukan mobilitas sosial. Hal ini ada kaitannya dengan motivasi yang cukup besar untuk melakukan perubahan, dan cenderung mulai meninggalkan sifat fatalistik pasrah pada nasib5 Tersedianya saluran mobilitas sosial, Menurut Pitirim A. Sorokin Soekanto, 2002 252-254, proses mobilitas sosial vertikal melalui saluran-saluran tadi disebut social circulation. Adapun saluran yang terpenting adalah angkatan bersenjata, lembaga-lembaga keagamaan, sekolah-sekolah, organisasi politik, organisasi ekonomi dan organisasi itu Sadiyo 1996 26-28 menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi mobilitas sosial sebagai berikut1 Perubahan kondisi sosial. Struktur masyarakat dapat berubah dengan sendirinya karena adanya perubahan dari dalam maupun dari luar masyarakat. Kemajuan teknologi misalnya dapat membuka kemungkinan timbulnya mobilitas ke atas, perubahan ideologi pun juga dapat menimbulkan stratifikasi Ekspansi teritorial dan gerak populasi. Ekspansi teritorial dan perpindahan penduduk yang cepat, membuktikan ciri fleksibilitas struktur sosial dan mobilitas Pembatasan komunikasi. Situasi-situasi yang membatasi komunikasi di antara strata yang beraneka ragam itu menghalangi pertukaran pengetahuan dan pengalaman di antara mereka. Hal ini akan memperkokoh garis pembatas di antara strata yang ada, dan akan menghalangi mobilitas Pembagian kerja. Besarnya kemungkinan bagi terjadinya mobilitas, relatif dipengaruhi oleh tingkat pembagian kerja yang ada. Jika tingkat pembagian kerja tinggi dan sangat dispesialisasikan, maka mobilitas sosial akan menjadi lemah, karena mobilitas sosial akan menyulitkan individu bergerak dari satu stata ke strata lain, karena spesialisasi kerja menuntut ketrampilan Tingkat fertilitas yang berbedaTingkat kelahiran yang tinggi dari kelas-kelas yang lebih rendah membatasi anggota-anggota keluarganya meningkatkan mobilitas sosial akibat rendahnya tingkat kehidupan secara Situasi politikTidak sedikit penduduk meninggalkan negara sendiri pindah ke negara lain karena sistem politik di negaranya yang tidak mereka setujui. Misalnya pengungsi Myanmar, Kamboja, Afganistan , dan Penghambat Mobilitas SosialMasyarakat selalu berusaha untuk meningkatkan kesejahteraannya dengan mengadakan mobilitas sosial, namun usaha itu selalu ada hambatan-hambatan. Adapun berbagai faktor yang menghambat terjadinya mobilitas sosial, antara lain1 Kemiskinan dapat membatasi kesempatan bagi orang-orang untuk berkembang dan mencapai kemajuan sosial. Kemiskinan ini bukan hanya kemiskinan material, tetapi juga kemiskinan struktural, kemiskinan kultural, dan kemiskinan Perbedaan jenis kelamin dalam masyarakat berpengaruh dalam prestasi,kekuasaan, status sosial, dan kesempatan-kesempatan untuk meningkatkan derajat kehidupan. Hal ini mengakibatkan adanya perbedaan mobiltias ke atas. Dalam banyak masyarakat, pria dipandang lebih tinggi dan cenderung menjadi lebih mobil daripada Perbedaan rasial dan agama; dalam kaitan dengan status sosial, merupakan faktor penting bagi terciptanya sistem kelas tertutup atau kasta, yang tidak memungkinkan mobilitas vertikal, misalnya sistem kasta di India. Pada masyarakat yang memiliki perbedaan tajam tentang rasial, maka hanya mereka yang superior yang dianggap mampu untuk melaksanakan berbagai aktivitas sosial, sedangkan mereka yang dianggap inferior sangat dibatasi gerak Diskriminasi kelas dalam sistem kelas terbuka dapat juga menjadi perintang mobilitas ke atas seperti terbukti melalui pembatasan keanggotaan dari organisasi tertentu dalam Proses sosialisasi dalam subkultur. Kadang-kadang kelas-kelas sosial menjadi subkultur di mana seseorang berkembang sejak kecil dan mengalami proses sosialisasi, sehingga dapat menjadi pembatas mobilitas ke atas. Anak-anak dari kelas menengah misalnya diajar dan dilatih untuk menyesuaikan diri dengan kelasnya dalam peranan, harapan, nilai, dan norma yang Mobilitas SosialSadiyo 1996 28-29 menyebutkan bahwa adanya mobilitas dalam masyarakat akan menimbulkan beraneka ragam akibat atau konsekuensi dampak baik yang negatif maupun positif, seperti kemungkinan timbulnya konflik antar kelas, antar kelompok sosial, dan antar generasi serta kemungkinan terjadinya penyesuaian kembali setelah terjadinya lain yang ditimbulkan dari mobilitas sosial, baik yang secara vertikal maupun horizontal dapat memberikan akibat yang positif, baik bagi orang yang mengalami mobilitas itu sendiri maupun bagi masyarakat. Beberapa akibat yang menimbulkan dampak positif dari mobilitas sosial antara lain1 Orang-orang akan berusaha untuk berprestasi atau berusaha untuk maju. Karena adanya kesempatan atau keterbukaan untuk pindah dari lapisan bawah ke lapisan atas, mendorong orang untuk bekerja keras mencapai lapisan atau kedudukan yang lebih Mobilitas sosial akan lebih mempercepat tingkat perubahan sosial masyarakat ke arah yang lebih baik. Mobilitas sosial mendorong masyarakat mengalami perubahan sosial ke arah yang diinginkan. Perubahan dari masyarakat agraris ke masyarakat industri akan lebih cepat terjadi bila didukung oleh mobilitas sosial vertikal dalam pendidikan yang dinamis menciptakan harapan-harapan yang tidak selalu dapat dipenuhi, sehingga dapat menimbulkan ketidakpuasan dan ketida kbahagiaan. Menurut Horton dan Hunt 1999 39, ada beberapa konsekuensi negatif dari adanya mobilitas sosial vertikal yaitu1 Kecemasan akan terjadi penurunan status bila terjadi mobilitas menurun2 Ketegangan stress dalam mempelajari peran baru dari status jabatan yang Keretakan hubungan antar anggota kelompok primer, karena seseorang berpindah status yang lebih tinggi atau ke status yang lebih Meningkatnya mobilitas geografis, yang bisa saja membawa studi lain Horton dan Hunt, 1999 41; Henslin, 2006 219-221 mengemukakan bahwa mobilitas menurun berkaitan dengan banyak hal yang berkaitan dengan dampak negatif terhadap mental-emosional seseorang, seperti gangguan kesehatan, frustasi, perasaan terasing, keterpencilan sosial, hingga berdampak pada keretakan keluarga. Masalah mental akan berdampak lebih besar bila merupakan bagian stres yang terkait dengan kemiskinan. source modul belajar mandiri pppk ips sosiologi, Pembelajaran 3. Struktur Sosial, kemdikbud
Jakarta - Mobilitas sosial adalah perpindahan posisi seseorang atau sekelompok orang dari lapisan sosial yang satu ke lapisan lainnya. Apa saja faktor pendorong mobilitas sosial?Menurut Soerjono Sokanto, mobilitas sosial adalah gerak dalam sebuah struktur sosial. Struktur sosial merupakan pola tertentu yang mengatur organisasi sebuah kelompok sosial, seperti dikutip dari Sosiologi 2 Suatu Kajian Kehidupan Masyarakat oleh Tim Sosiologi sosial bisa berupa peningkatan atau penurunan dalam segi status sosial dan penghasilan yang dialami individu atau seluruh anggota kelompok. Mobilitas sosial berkaitan erat dengan stratifikasi sosial. Sebab, mobilitas sosial merupakan gerak perpindahan dari satu strata sosial ke strata sosial yang Faktor StrukturalFaktor struktural merupakan jumlah relatif dari kedudukan tinggi yang bisa dan harus diisi serta kemudahan untuk memperolehnya. Contoh faktor struktural yaitu ketidakseimbangan jumlah lapangan kerja yang tersedia dibandingkan dengan jumlah pelamar struktural terdiri atasStruktur PekerjaanDalam struktur kerja terdapat kedudukan tinggi dan yang lebih rendah. Jika jumlah orang dengan kedudukan tinggi lebih banyak, maka orang dapat terpacu untuk menaikkan kedudukan sosial FertilitasTingkat kelahiran berhubungan dengan jumlah jenis pekerjaan yang mempunyai kedudukan tinggi atau rendah. Hal ini berpengaruh pada proses mobilitas sosial yang akan GandaSebuah negara dapat menerapkan sistem ekonomi ganda atau gabungan tradisional dan modern. Ekonomi ganda berdampak pada jumlah pekerjaan, baik yang berstatus tinggi maupun rendah. Kesempatan mobilitas seseorang tergantung pada keberhasilan dalam melakukan pekerjaan di bidang yang diminati dalam. Sebab, dalam masyarakat modern, kenaikan status sosial sangat dipengaruhi oleh faktor prestasi yang Faktor IndividuFaktor individu merupakan kualitas seseorang baik dari segi pendidikan, penampilan, kecakapan, hingga individu terbagi atasPerbedaan KemampuanOrang yang cakap atau memiliki kemampuan lebih punya kesempatan dalam menentukan mobilitas sosial atau keberhasilan hidup. Contoh, berbagai instansi terbaik membutuhkan sumber daya manusia dengan prestasi baik dari perguruan tinggi kenamaan dalam negeri dan luar Sikap pada MobilitasTiap orang punya sikap berbeda dalam mendorong prospek mobilitas sosialnya. Di antaranya yaitu melalui pendidikan, kebiasaan kerja, penundaan kesenangan, dan memperbaiki penampilan diri. Contoh, seorang karyawan melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi dan rela mengikuti kursus untuk meningkatkan peluang karier dan berperan dalam mendorong kerja keras seseorang mencapai titik hasil dan respons yang Status SosialSetiap manusia lahir dalam status sosial yang dimiliki orang tuanya. Jika tidak puas dengan status pemberian tersebut, seseorang dapat mencari kedudukan sendiri di lapisan sosial yang lebih tinggi dengan melihat kemampuan dan jalan yang dapat ditempuh. Makin luwes sebuah struktur sosial di masyarakat, semakin mungkin seseorang mendapat kedudukan yang dicari Keadaan EkonomiKeadaan ekonomi dapat mendorong seseorang menjalani mobilitas. Contoh, orang yang tidak lagi mau hidup di lingkungan dengan keadaan ekonomi berkekurangan akan berpindah ke tempat lain, baik migrasi atau urbanisasi.5. Situasi Politik atau KeamananSituasi politik dan keadaan negara yang tidak sesuai dengan harapan, paham, atau hati nurani dapat mempengaruhi situasi keamanan dan kenyamanan seseorang bertahan di negerinya, meskipun negara tersebut memiliki sumber daya alam yang baik. Contohnya, warga yang mengungsi ke negara lain untuk mencari kehidupan yang lebih Kondisi Kependudukan DemografiFaktor kependudukan mendorong masyarakat mencari kediaman dan penghidupan yang lebih baik di tempat lain. Dengan demikian, mobilitas secara geografis tersebut dapat mendorong mobilitas Keinginan Melihat Daerah LainAdanya keinginan melihat daerah lain mendorong masyarakat untuk melangsungkan mobilitas geografis dari satu tempat ke tempat lain. Contohnya, berekreasi ke daerah tujuan Mobilitas SosialDampak mobilitas sosial secara positif adalah orang-orang akan berusaha untuk maju atau berprestasi. Mobilitas sosial juga mempercepat tingkat perubahan sosial masyarakat ke arah yang lebih baik, seperti disampaikan dalam Buku Kerja Pengantar Sosiologi oleh Dra. Trisna Andayani, Ayu Febryani, dan Dedi Andiransyah, itu, dampak negatif mobilitas sosial di antaranya yaitu terjadinya konflik antar kelas, kelompok sosial, antargenerasi, suku bangsa, ras, maupun agama. Simak Video "PSI Gelar Aksi Simpatik dan Edukatif di Hari Pendidikan Nasional" [GambasVideo 20detik] twu/lus
Konsekuensi Mobilitas Sosial Konsekuensi mobilitas sosial. Mobilitas sosial yang dilakukan oleh masyarakat, baik vertikal maupun horizontal dapat memberikan konsekuensi-konsekuensi, baik positif maupun negatif terhadap kehidupan sosial. Di samping itu juga memberikan konsekuensi, baik bagi orang yang mengalami mobilitas itu sendiri maupun bagi seluruh anggota masyarakat. a. Konsekuensi Positif Mobilitas Sosial Ada beberapa konsekuensi positif yang muncul sebagai akibat adanya mobilitas sosial dalam masyarakat, di antaranya adalah sebagai berikut. 1 Individu atau kelompok akan berusaha untuk mewujudkan harapan atau cita-citanya. Hal ini karena adanya kesempatan terbuka untuk pindah dari lapisan bawah ke lapisan atas. 2 Tidak tertutup kemungkinan bagi warga kelas sosial tertentu akan lebih maju daripada warga kelas sosial di atasnya. 3 Individu atau kelompok dapat merasakan kepuasan apabila dapat mencapai kedudukan yang diinginkannya atau dapat meningkatkan kedudukan sosialnya dalam masyarakat. 4 Memberikan dorongan atau rangsangan kepada warga masyarakat, individu, maupun kelompok untuk bekerja perubahan sosial akan lambat terjadi. 5 Mobilitas sosial akan lebih mempercepat tingkat perubahan sosial ke arah yang lebih baik. Mobilitas sosial mendorong masyarakat untuk mengalami perubahan sosial ke arah yang diinginkan. Sebaliknya, jika masyarakat statis dan tidak banyak bergerak, maka perubahan sosial akan lambat terjadi. b. Konsekuensi Negatif Mobilitas Sosial Sementara itu, beberapa konsekuensi negatif yang seringkali muncul mengiringi mobilitas sosial, di antaranya adalah urbanisasi, munculnya kawasan kumuh, pengangguran, kemiskinan, kriminalitas, dan konflik. 1 Urbanisasi sebagai konsekuensi negatif mobilitas sosial Kamu tentu tidak asing lagi mendengar istilah urbanisasi. Apakah urbanisasi itu? Mengapa terjadi urbanisasi? Terjadinya urbanisasi dapat disebabkan oleh faktor-faktor yang berasal dari pedesaan atau daerah asal maupun dari kota atau daerah tujuan. Faktor dari pedesaan disebut faktor pendorong, sedangkan faktor dari perkotaan disebut dengan faktor penarik. Secara umum, kita tahu bahwa yang dimaksud dengan urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota. Namun demikian, sebenarnya pengertian urbanisasi itu mengandung arti bermacam-macam, antara lain seperti dikemukakan Schoorberikut ini. a Arus pindah ke kota. b Bertambah besarnya jumlah tenaga kerja nonagraris di sektor industri dan sektor tekstil. c Tumbuhnya pemukiman menjadi kota. d Meluasnya pengaruh kota di daerah pedesaan yang memengaruhi segi ekonomi, sosial budaya, dan psikologi. Dari pengertian tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa hal yang penting dari urbanisasi adalah sebagai berikut. a Urbanisasi merupakan proses perkotaan dalam bentuk fisik dan nonfisik. 1 Nonfisik, yaitu perubahan gaya hidup dan perilaku yang berciri ketaatan. 2 Fisik, yaitu perkembangan wilayah atau fisik kota, di mana banyak didirikan bangunan atau gedung-gedung bertingkat. b Urbanisasi merupakan perpindahan penduduk dari daerah pedesaan ke daerah perkotaan. Urbanisasi atau mengalirnya penduduk dari daerah pedesaan ke perkotaan disebabkan adanya perbedaan tingkat kehidupan antara kedua daerah tersebut, di mana terjadi perbedaan dalam tingkat sosial, ekonomi, dan politik. Ada beberapa faktor yang menyebabkan anggota masyarakat melakukan urbanisasi. Faktor-faktor tersebut digolongkan sebagai faktor pendorong dan faktor penarik urbanisasi. a Faktor Pendorong Push Factor Urbanisasi Kondisi pedesaan yang mendorong anggota masyarakatnya melakukan urbanisasi antara lain sebagai berikut. 1 Lapangan pekerjaan di desa umumnya kurang atau terbatas. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan penduduk yang tidak sebanding dengan lapangan pekerjaan yang tersedia dan daya dukung desa tersebut. 2 Penduduk desa, terutama kaum muda merasa tertekan oleh adat istiadat yang ketat yang mengakibatkan cara hidup yang statis dan monoton. Pandangan ini berbeda dengan kaum tua, yang mempunyai keyakinan bahwa melaksanakan adat yang menjadi warisan leluhur merupakan kepuasan, kewajiban, dan kebutuhan. 3 Kesempatan untuk menambah pengetahuan di desa tidak banyak, sehingga mereka yang mempunyai keinginan kuat untuk menimba ilmu pengetahuan terpaksa meninggalkan desanya menuju ke kota. 4 Di desa, sarana rekreasi sangat kurang. 5 Penduduk desa yang mempunyai keahlian selain bertani sangat sulit mengembangkan potensinya. b Faktor Penarik Pull Factor Urbanisasi Kondisi atau keadaan perkotaan yang menarik masyarakat desa melakukan urbanisasi antara lain sebagai berikut. 1 Penduduk desa umumnya beranggapan bahwa di kota banyak pekerjaan, sehingga mereka dapat menambah penghasilan atau dengan kata lain di kota mereka akan dapat meningkatkan taraf hidupnya. 2 Kota lebih banyak memberikan kesempatan yang memungkinkan mereka mendirikan perusahaan, industri, atau usaha-usaha lainnya. 3 Berbagai kursus atau pendidikan banyak terdapat di kota. 4 Kota dianggap sebagai tempat yang tepat untuk mengembangkan diri, sehingga bidang usaha yang dijalankan dapat berkembang dengan cepat. 5 Kelebihan modal di kota lebih banyak daripada di desa. 2 Munculnya Kawasan Kumuh Slum Area sebagai konsekuensi negatif mobilitas sosial Sebagai akibat dari urbanisasi, penduduk desa yang berstatus sebagai urban atau pendatang, tidak sedikit yang mendirikan pemukiman kumuh sebagai rumah mereka di tempat-tempat yang tidak layak huni, seperti di pinggir rel kereta api, bantaran sungai, di sekitar tempat pembuangan sampah akhir, atau di kolong-kolong jembatan. Hal ini menjadi beban kota yang cukup pelik, karena biasanya orang-orang yang tinggal di wilayah ini menganggap bahwa pemukiman mereka ini permanen dan milik mereka, padahal mereka dianggap sebagai penduduk yang ilegal, baik itu secara administratif maupun secara kepemilikan tanah. 3 Banyaknya pengangguran sebagai konsekuensi negatif mobilitas sosial Pengangguran muncul sebagai akibat tidak seimbangnya jumlah pencari kerja dengan lapangan kerja yang tersedia. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan sangat sedikit, sedangkan orang yang membutuhkan kerja cukup banyak. Meskipun telah terjadi mobilitas sosial yang bersifat vertikal, tidak akan menjamin seorang sarjana dapat langsung bekerja sesuai dengan kualifikasi ijazah yang dimilikinya. Di masyarakat, kita mengenal dua bentuk pengangguran, yaitu pengangguran tersamar dan pengangguran sesungguhnya. a Pengangguran tersamar disguissed unemployment adalah pekerja yang tidak bekerja sepenuhnya, sehingga menghasilkan produktivitas rendah. Orang yang ada dalam golongan ini sebenarnya memiliki pekerjaan umum, namun dengan pekerjaan yang ia miliki tersebut tidak dijalankan dengan efektif sehingga produktivitasnya menjadi rendah. b Pengangguran yang sesungguhnya adalah pengangguran yang terjadi karena usia lanjut atau tidak mampu lagi bekerja, tidak memiliki pekerjaan yang sesuai dengan kecakapannya, atau tidak bekerja sama sekali karena pekerjaan yang tersedia tidak sesuai dengan pendidikan yang dimilikinya, dan sebagainya. Orang yang ada dalam golongan ini benar-benar tidak memiliki pekerjaan atau sudah tidak mampu lagi bekerja karena usia atau kondisi kesehatan. Contohnya pensiunan pegawai, orang yang memiliki penyakit menahun, dan tidak adanya peluang kerja yang mampu menampung angkatan kerja. Di Indonesia, pengangguran merupakan masalah nasional, yang dari tahun ke tahun jumlahnya selalu bertambah. Hal ini disebabkan lapangan kerja yang tersedia tidak mampu menampung para pencari kerja yang jumlahnya sangat banyak. Pengangguran terbanyak terjadi di Pulau Jawa, karena pulau itu yang paling padat penduduknya. 4 Kemiskinan sebagai konsekuensi negatif mobilitas sosial Kemiskinan merupakan permasalahan dasar dan menjadi kenyataan pahit dalam masyarakat. Kemiskinan dipandang sebagai bagian dari keseluruhan proses ekonomi dan teknologi yang sangat memengaruhi hubungan antarmanusia. Bagi hampir semua manusia di dunia ini, kemiskinan merupakan keadaan yang paling buruk dan sangat ditakuti oleh semua orang. Banyak jalan yang mereka tempuh untuk keluar dari kemiskinan. Kemiskinan masih akan menjadi lebih buruk lagi apabila dipandang sebagai kumpulan dari rendahnya ekonomi dan buruknya nilai moral. Miskin di sini dihubungkan dengan kehidupan ekonomi yaitu pendapatan perorangan atau pendapatan masyarakat dalam tingkatan rendah Ukuran kemiskinan yang terdapat di negara berkembang adalah taraf kehidupan yang tidak normal menurut target kesejahteraan suatu negara menurut ketentuan. Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB. Adapun standar yang digunakan PBB untuk meng-klasifikasikan suatu negara termasuk dalam negara miskin antara lain sebagai berikut. a Pendapatan atau penghasilan penduduk rendah. b Perumahan yang tidak memadai. c Mata pencaharian agraris dengan menggunakan teknologi tradisional. d Kesehatan penduduk yang rendah. e Angka kematian yang tinggi. f Pendidikan yang rendah. 5 Perilaku kriminal kriminalitas sebagai konsekuensi negatif mobilitas sosial Bentuk dari kompensasi orang-orang yang telah sibuk mencari pekerjaan sedangkan lapangan kerja yang ditawarkan tidak sesuai dengan keinginan para pencari kerja, atau karena dorongan ekonomi yang sangat mendesak mengakibatkan lahirnya perilaku kriminal yang saat ini semakin kompleks dan dengan modus operandi yang semakin bertambah variasinya. Beberapa contoh perilaku kriminal yang ada di masyarakat adalah pembunuhan, pemerkosaan, pencurian, penodongan, perampokan, dan penganiayaan. Kriminalitas menurut aspek sosial adalah seseorang yang mengalami kegagalan dalam menyesuaikan diri, atau berbuat menyimpang dari norma-norma yang berlaku dengan sadar, sehingga perbuatannya tidak dapat dibenarkan oleh masyarakat yang bersangkutan. Sumber kejahatan bukan hanya berasal dari dalam manusia itu sendiri, melainkan juga karena tekanan dari luar, serta adanya kesempatan untuk melakukan perbuatan tersebut. Oleh karena itu, kita mengalami kesulitan untuk menggali akar-akar yang melahirkan kejahatan tersebut. Namun demikian, kita dapat menduga adanya beberapa faktor yang menjadi penyebab munculnya kejahatan, yaitu sebagai berikut. a Pengaruh ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat b Sifat serakah manusia untuk memiliki barang-barang atau memenuhi kebutuhan akan benda-benda yang terkesan mewah. c Pengaruh dari lingkungan fisik atau sosial. d Keadaan yang serba kurang akan kebutuhan hidup. e Pengaruh dari luar individu, baik berupa ajakan, tekanan, atau ancaman. f Lemahnya ikatan-ikatan moral dan keagamaan. g Terjadinya mobilitas sosial yang ada dalam masyarakat. h Pengangguran. i Adanya ketimpangan-ketimpangan sosial. j Gangguan psikologis dari pelaku kejahatan atau kriminal. 6 Terjadi Konflik atau Benturan antara Berbagai Nilai dan Kepentingan Tertentu Adanya persaingan yang ketat dalam mobilitas sosial memungkinkan terjadinya sebuah pertentangan di antara anggota masyarakat yang satu dengan yang lainnya. Hal itu karena sumber daya alam yang tersedia sangat terbatas dan tidak dapat menampung semua sumber daya manusia yang ada, sehingga tidak jarang untuk memperebutkan satu kedudukan tertentu, orang akan menggunakan kekerasan untuk mendapatkannya. Demikian artikel kami tentang konsekuensi mobilitas sosial yang terdiri dari konsekuensi positif dan negatif. Semoga informasi dari kami terkait konsekuensi mobilitas sosial yang terdiri dari konsekuensi positif dan negatif bermanfaat.
Ilustrasi dampak positif mobilitas sosial. Foto PixabaySalah satu dampak positif mobilitas sosial ialah bisa meningkatkan kualitas hidup. Mobilitas sosial merupakan perpindahan dari strata sosial satu ke strata sosial lain yang dilakukan individu maupun kelompok. Perpindahan bisa terjadi ke kelas yang lebih tinggi atau justru lebih rendah dari tidak pernah mencapai kata puas. Kendati terkesan negatif, tetapi sikap ini dapat menjadi pendorong bagi orang untuk semangat berusaha demi mendapatkan kehidupan lebih baik. Terjadinya mobilitas sosial tentu menimbulkan dampak positif maupun negatif bagi kehidupan seseorang atau kelompok tertentu. Kali ini simak lebih dulu dampak positif mobilitas sosial dalam Positif Mobilitas Sosial untuk Kehidupan yang Harus DiketahuiIlustrasi dampak positif mobilitas sosial. Foto PixabayTerdapat beberapa dampak positif mobilitas sosial bagi kehidupan masyarakat. Salah satunya adalah sebagai motivasi untuk berusaha meraih kehidupan yang lebih baik. Dalam situs disebutkan bahwa ada beberapa bentuk mobilitas sosial yaitu vertikal dan sosial vertikal memungkinkan status sosial individu atau kelompok naik maupun turun atau bisa dikatakan perpindahan status sosial yang tidak sederajat dari sebelumnya. Contoh, orang yang dulu mahasiswa, saat ini telah bekerja mobilitas sosial horizontal tidak mengubah derajat sosial seseorang dari sebelumnya. Misalnya, dokter yang berpindah kerja dari satu rumah sakit ke sebuah klinik di kota kecil. Usai mengetahui penjelasan tentang mobilitas sosial, simak pula dampak positif mobilitas sosial bagi masyarakat seperti di bawah Meningkatkan Integrasi SosialPerbedaan status sosial mengakibatkan ketimpangan dalam aktivitas sosial. Adanya mobilitas sosial membuat orang-orang yang tergabung dalam kelompok sosial tertentu dapat saling Meningkatkan Kualitas HidupMobilitas sosial juga mampu meningkatkan kualitas hidup. Sebagai contoh, meraih pendidikan tinggi, membeli kendaraan pribadi atau Motivasi bagi SeseorangMobilitas sosial dapat menjadi motivasi atau pendorong bagi seseorang untuk terus berusaha mencapai kehidupan yang lebih Tingkat Perubahan Sosial Lebih CepatKehidupan seseorang secara otomatis akan berubah seiring dengan perubahan status sosialnya. Perubahan positif akan terjadi pada sumber daya manusia yang berkualitas. Sebagai contoh, pendidikan yang baik dapat mempengaruhi pola pikir dan gaya hidup Mendorong Kesejahteraan HidupMobilitas sosial vertikal di mana seseorang mengalami kenaikan status sosial tentu memengaruhi kesejahteraan hidupnya. Kehidupan jadi lebih terjamin dan dampak positif mobilitas sosial, ternyata ada pula dampak negatifnya. Sebut saja terjadinya konflik, gangguan psikologis, sampai retaknya suatu hubungan. DN
Mobilitas sosial adalah perubahan status sosial baik naik atau turun. Banyak pengertian dari ahli dan faktor penyebabnya yang mengakibatkan banyaknya bentuk dan dampak mobilitas sosial baik positif maupun negatif. Dalam kehidupan sosial, setiap masyarakat pasti terlibat mobilitas sosial. Biasanya mobilitas sosial digambarkan sebagai suatu perpindahan baik dari satu tempat ke tempat lain, atau perpindahan lainnya, misalnya dari jabatan satu ke jabatan lain. Pengertian mobilitas sosial ini kemudian dijadikan sebuah kebiasaan atau aktivitas yang umum dilakukan masyarakat. Pengertian mobilitas sosial ini merupakan fenomena sosial yang kerap terjadi di kehidupan sosial. Pengertian mobilitas sosial dan mobilitas lainnya merupakan suatu gerakan atau perpindahan yang dapat menimbulkan perubahan dan sosial merupakan suatu hal yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat. Perpindahan pada pengertian mobilitas sosial biasanya berpindah ke sesuatu yang lebih baik, tapi tak bisa dipungkiri, mobilitas sosial ini bisa dialami ke jenjang yang lebih rendah atau tetap sederajat. Lalu apa sebenarnya pengertian mobilitas sosial ini? Daftar Isi 1Pengertian Mobilitas SosialPengertian Mobilitas Sosial Menurut Para Ahli1. Indera Ratna Irawati2. Kimball Young dan Raymond W. Mack3. Anthony Giddens4. Paul B Horton dan Chester L Hunt5. Pitirim A. Sorokin6. Soerjono Soekanto7. William Kornblum8. Michael S. Bassis9. H. Edward Ransford10. Robert LawangBentuk Mobilitas Sosial1. Mobilitas Sosial Vertikal2. Mobilitas Sosial Horizontal3. Mobilitas AntargenerasiFaktor Pendorong Mobilitas Sosial1. Faktor Struktural2. Faktor Individu3. Faktor Ekonomi4. Faktor Politik5. Faktor KependudukanFaktor Penghambat Mobilitas Sosial1. Faktor Diskriminasi2. Faktor Kemiskinan3. Faktor Stereotip GenderDampak Mobilitas Sosial1. Dampak Positif dari Mobilitas Sosial2. Dampak Negatif dari Mobilitas SosialContoh Mobilitas Sosial1. Contoh mobilitas sosial vertikal2. Contoh mobilitas sosial horizontal3. Contoh mobilitas sosial antargenerasi Secara umum, pengertian mobilitas sosial merupakan adanya perubahan kedudukan warga masyarakat di dalam sebuah kelas sosial yang satu ke kelas sosial yang lainnya. Pengertian mobilitas sosial berarti perpindahan individu, keluarga, atau kelompok melalui sistem hierarki atau stratifikasi sosial. Pengertian mobilitas sosial juga disebut sebagai gerak sosial yang didefinisikan tentang perpindahan orang atau kelompok dari strata sosial yang satu ke strata sosial yang lain. Baca tentang dinamika sosial sebelum lanjut Pengertian Dinamika Sosial Pengertian Mobilitas Sosial Menurut Para Ahli Selain pengertian mobilitas sosial secara umum, para ahli juga mengungkapkan pengertian mobilitas sosial menurut pendapat mereka masing-masing. Berikut ini pengertian mobilitas sosial menurut pendapat para ahli. 1. Indera Ratna Irawati Menurut Indera Ratna Irawati dalam bukunya Stratifikasi dan Mobilitas Sosial 2016 mobilitas sosial merupakan perubahan status sosial dari suatu lapisan ke lapisan lain, baik menjadi lebih tinggi atau lebih rendah. Bisa juga individu tersebut hanya berpindah peran saja tanpa mengalami perubahan kedudukan atau status sosialnya. 2. Kimball Young dan Raymond W. Mack Kimball Young dan Raymond W Mack mengungkapkan bahwa pengertian mobilitas sosial adalah suatu gerak dalam struktur sosial. Misalnya seorang pedagang baju beralih menjadi pedagang toko kelontong atau seorang ayah yang berpindah kerja ke kota lain agar mendapat jabatan yang lebih tinggi. 3. Anthony Giddens Anthony Giddens memiliki pendapat bahwa pengertian mobilitas sosial adalah gerakan dari orang perorang dan kelompok ke kelompok di antara kedudukan-kedudukan sosial ekonomi yang berbeda. Menurut Giddens, seorang sosiolog berkebangsaan Inggris dianggap sebagai salah satu kontributor dalam pengembangan ilmu sosiologi modern. 4. Paul B Horton dan Chester L Hunt Paul B Horton dan Chester L Hunt mengungkapkan pendapatnya bahwa pengertian mobilitas sosial merupakan tindakan berpindah dari suatu kelas sosial ke kelas sosial lainnya. 5. Pitirim A. Sorokin Menurut Pitirim A. Sorokin, pengertian mobilitas sosial dapat dilakukan melalui beberapa saluran yang disebut sirkulasi sosial atau social circulation. Sirkulasi sosial dapat berupa lembaga pendidikan, organisasi politik, lembaga kesehatan, dan lain sebagainya. 6. Soerjono Soekanto Soerjono Soekanto mengungkapkan pendapatnya bahwa pengertian mobilitas sosial adalah gerak dari satu posisi sosial ke posisi sosial lainnya. Yang harus diingat adalah seseorang tidak akan dapat berpindah ke posisi yang lebih baik jika memang tidak ada posisi yang diperuntukkan baginya. Selain itu, dalam rangka perpindahan posisi ke yang lebih baik harus memiliki karakteristik dan kemampuan memasuki status sosial tersebut. 7. William Kornblum Pengertian mobilitas sosial menurut William Kornblum merupakan perpindahan individu-individu, keluarga-keluarga, dan kelompok sosialnya dari satu lapisan ke lapisan sosial lainnya. 8. Michael S. Bassis Michael S. Bassis mengungkapkan bahwa pengertian mobilitas sosial adalah perpindahan ke atas atau ke bawah lingkungan sosio ekonomi yang mengubah status sosial seseorang dalam masyarakat. 9. H. Edward Ransford Menurut H. Edward Ransford, pengertian mobilitas sosial adalah perpindahan ke atas atau ke bawah dalam lingkungan sosial secara hierarki. 10. Robert Lawang Robert Lawang mengungkapkan pengertian mobilitas sosial adalah perpindahan posisi dari lapisan yang satu ke lapisan yang lain atau dari satu dimensi ke dimensi yang lainnya. Rekomendasi Buku Ilmu Sosiologi Dapatkan Buku-Buku Sosiologi di Buku Sosiologi Bentuk Mobilitas Sosial Mobilitas sosial dibagi menjadi beberapa bentuk. Tentu saja pembagian bentuk mobilitas sosial didasarkan pada pengaruh tidaknya hasil perpindahan status sosial yang dialami dengan derajat sosial yang dimiliki. Pada dasarnya, bentuk mobilitas sosial dibagi menjadi tiga, yaitu mobilitas sosial vertikal, mobilitas sosial horizontal, dan mobilitas antargenerasi. 1. Mobilitas Sosial Vertikal Mobilitas sosial vertikal dibedakan menjadi mobilitas sosial vertikal ke atas dan mobilitas sosial vertikal ke bawah. Artinya, terdapat perpindahan status sosial yang terjadi bisa menjadi lebih tinggi atau lebih rendah. Oleh sebab itu, mobilitas vertikal ini merupakan perpindahan status sosial yang dimiliki seseorang atau kelompok ke status sosial lain yang tidak sederajat dari sebelumnya. a. Social Climbing Pengertian mobilitas sosial vertikal yakni social climbing ditandai dengan naiknya status sosial seseorang ke kedudukan yang lebih tinggi lagi atau terbentuknya suatu kelompok baru yang lebih tinggi, daripada lapisan sosial yang sudah ada sebelumnya. b. Social Sinking Proses penurunan status atau kedudukan sosial seseorang dari social sinking ini biasanya dari atas ke bawah. Alasan terjadinya social sinking ini adalah terjadinya masa pensiun, turun jabatan, dipecat atau diberhentikan kerja, berhalangan melaksanakan tugas, dan lain sebagainya. 2. Mobilitas Sosial Horizontal Pengertian mobilitas sosial horizontal adalah perpindahan status sosial yang dialami seseorang atau suatu kelompok tidak akan mengubah derajat sosialnya atau akan tetap sejajar seperti sebelumnya. Biasanya hal ini terjadi pada perpindahan warga negara, pindah lokasi penugasan tanpa mengubah jabatan, dan lain sebagainya. 3. Mobilitas Antargenerasi Mobilitas sosial ketiga yang bisa terjadi adalah pengertian mobilitas sosial karena terjadinya atau adanya perubahan kedudukan sosial yang berbeda pada individu dan kelompok dalam dua generasi yang berbeda. Ada dua jenis mobilitas antargenerasi, yakni a. Mobilitas intergenerasi. Mobilitas intergenerasi merupakan perubahan status sosial yang terjadi di antara beberapa generasi, mulai dari kakek neneknya hingga ke cucu-cucunya. b. Mobilitas intragenerasi. Pengertian mobilitas sosial intragenerasi ini merupakan perubahan status sosial yang terjadi di dalam satu generasi yang sama, misalnya dari ayah ibu hingga ke anak-anaknya. Bentuk mobilitas sosial Faktor Pendorong Mobilitas Sosial Setelah mengetahui pengertian mobilitas sosial dan juga bentuk mobilitas sosial yang ada, tentu saja dalam terjadinya mobilitas sosial, terdapat faktor pendorong yang menyebabkan terjadinya mobilitas sosial. Beberapa faktor pendorong mobilitas sosialnya akan dijelaskan di bawah ini. 1. Faktor Struktural Faktor struktural pada mobilitas sosial ini berkaitan dengan kesempatan seseorang untuk dapat menempati sebuah kedudukan serta kemudahan untuk memperolehnya. Di Indonesia, kesempatan untuk menempati atau adanya pengaruh faktor struktural ini cukup besar. Banyak orang memiliki kesempatan menempati jabatan yang lebih tinggi. 2. Faktor Individu Selain faktor struktural, terjadinya mobilitas sosial ini juga bisa disebabkan karena adanya faktor individu. Faktor individu ini bisa dilihat dari segi sikap, pengetahuan, dan keterampilan karena manusia lahir dengan sifat dan ciri khas masing-masing. Meski demikian, manusia memiliki keinginan yang sama untuk mencapai status sosial yang lebih tinggi. Di Indonesia, faktor pendidikan masih dianggap sebagai social elevator atau dijadikan sebagai sarana yang dapat membuat seseorang menjadi pribadi yang berkualitas dan dapat meningkatkan status sosialnya di masyarakat. 3. Faktor Ekonomi Faktor pendorong terjadinya mobilitas sosial lainnya adalah faktor ekonomi. Baik di Indonesia maupun di negara mana saja, kondisi ekonomi akan sangat mempengaruhi terjadinya mobilitas sosial. Kondisi ekonomi yang baik membuat masyarakat mudah memperoleh modal, pendidikan, dan kesempatan yang lebih baik lainnya. Akan tetapi jika kondisi ekonomi di suatu negara buruk, maka masyarakatnya akan memiliki pendapatan rendah atau terbatas sehingga sangat sulit untuk masyarakat dapat memenuhi seluruh kebutuhan dan mobilitas sosialnya tidak akan bisa terjadi. 4. Faktor Politik Faktor pendorong lainnya yakni faktor politik. Faktor politik menjadi pendorong mobilitas sosial karena situasi politik dari suatu negara yang stabil atau tidak akan memengaruhi kondisi keamanannya, tentu ada hubungannya dengan ketersediaan dan kemudahan dalam menjalankan aktivitas bahkan pekerjaan. 5. Faktor Kependudukan Faktor pendorong terjadinya mobilitas sosial terakhir adalah faktor kependudukan. Faktor kependudukan ini akan bertambah dari waktu ke waktu. Sayangnya, pertambahan tersebut bisa mempersempit lahan permukiman dan bisa meningkatkan kemiskinan. Sehingga besar kecilnya faktor kependudukan dinilai jadi faktor utama terjadinya mobilitas sosial. Faktor Penghambat Mobilitas Sosial Selain adanya faktor yang mendorong terjadinya mobilitas sosial, pengertian mobilitas sosial ini juga bisa memiliki penghambat yang menyebabkan beberapa dampak akan terjadi. Ketika faktor penghambat ini muncul, aka akan sulit bagi masyarakat dapat melakukan mobilitas sosial yang baik. 1. Faktor Diskriminasi Meski faktor ini kerap diabaikan, nyatanya mobilitas sosial sangat terhambat ketika terjadi faktor diskriminasi. Faktor diskriminasi ini merupakan sikap yang membedakan perlakuan terhadap sesama karena adanya perbedaan diantaranya suku, ras, agama, dan golongan. Biasanya, faktor yang membedakan ini sangat berdampak besar dan mengakibatkan konflik yang kemudian menghambat mobilitas sosial. 2. Faktor Kemiskinan Sama halnya dengan diskriminasi, faktor kemiskinan juga mampu menghambat terjadinya mobilitas sosial. Masyarakat yang mengalami kemiskinan bahkan kesulitan mencari penghasilan juga otomatis akan sulit untuk mencapai status tertentu. Biasanya penyebab terjadinya faktor kemiskinan ini adalah tingkat pendidikan yang rendah. Ketika tingkat pendidikan di lingkungan masyarakat tersebut rendah, maka sumber daya manusia di tempat tersebut juga rendah sehingga tidak adanya upaya untuk mendapatkan atau memiliki kemampuan untuk bersaing dan akhirnya mereka akan terbatas dalam mendapatkan pekerjaan. 3. Faktor Stereotip Gender Faktor penghambat pengertian mobilitas sosial selanjutnya adalah karakteristik yang membeda-bedakan jenis kelamin atau posisi sosial antara laki-laki dan perempuan. Banyak yang beranggapan bahwa derajat laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan. Hal ini menjadikan mobilitas sosial juga terhambat. Membedakan gender akan menghalangi seseorang untuk dapat berprestasi karena stereotip status sosial yang dinilai berbeda sehingga menghalangi seseorang untuk melakukan upaya dan melakukan mobilitas sosial agar mendapat status sosial yang lebih baik. Rekomendasi Buku Ilmu Sosiologi Dapatkan Buku-Buku Sosiologi di Buku Sosiologi Dampak Mobilitas Sosial Terjadinya mobilitas sosial tentu memiliki dampak bagi masyarakat secara luas. Ada dua dampak yang mungkin terjadi, yang pertama dampak positif dan yang kedua dampak negatif. 1. Dampak Positif dari Mobilitas Sosial Terjadinya mobilitas sosial bisa berdampak positif bagi masyarakat sebagai pendorong sekaligus dapat mempercepat tingkat perubahan sosial ke arah yang lebih perubahan yang disertai dampak positif ini terjadi apabila adanya dukungan sumber daya manusia yang berkualitas, salah satu cara yang bisa ditempuh adalah memperbaiki kualitas mobilitas sosial juga berdampak positif bagi peningkatan integritas sosial seseorang atau suatu masyarakat. Terjadinya perubahan sosial yang terjadi tentunya mendapat respons yang berbeda-beda, baik ditanggapi sebagai sebuah tantangan, atau ada pula yang merespons sebagai bentuk penerimaan yang berpengaruh pada integrasi pada masyarakat. 2. Dampak Negatif dari Mobilitas Sosial Meski terjadinya perubahan sosial karena mobilitas sosial memiliki dampak positif, tak bisa dipungkiri pasti ada dampak negatif yang satunya timbulnya konflik-konflik sosial. Konflik sosial bisa terjadi karena adanya mobilitas sosial ketika salah satu perjuangan seseorang atau kelompok mendapatkan posisi yang lebih tinggi memunculkan persaingan yang berujung lainnya adalah risiko terjadinya gangguan psikologis. Tidak sedikit orang justru mengalami kegelisahan ketika kehilangan jabatan atau jabatannya menurun dan menyebabkan gangguan psikologis. Bahkan hal tersebut bisa membahayakan dirinya sendiri ketika kegelisahan tersebut menjadi stres berkepanjangan. Dalam gangguan psikologis ini, gangguan stres yang berkepanjangan bisa menimbulkan penyakit psikis maupun fisik, terlebih ketika seseorang individu atau kelompok sosial tidak memiliki kemauan atau tekad untuk berubah ke arah yang lebih baik. Baca lebih mendalam tentang Kesenjangan Sosial Contoh Mobilitas Sosial Agar dapat memahami bagaimana mobilitas sosial dalam suatu masyarakat yang lahir dari pengertian mobilitas sosial, berikut ini adalah contoh mobilitas sosial sesuai dengan bentuk mobilitasnya. 1. Contoh mobilitas sosial vertikal a. Mobilitas sosial vertikal ke atas atau yang disebut social climbing contohnya ketika seorang karyawan di suatu perusahaan memiliki kinerja dan capaian yang baik terhadap pekerjaannya. Ia mendapat kesempatan untuk diangkat menjadi kepala bagian, kemudian naik lagi ke manajer, sampai menempati posisi terbaik atau teratas di suatu perusahaan. Contoh lain dari mobilitas sosial vertikal ke atas atau social climbing ini biasanya adalah perubahan menuju kesuksesan. b. Mobilitas sosial vertikal ke bawah atau yang disebut social sinking contohnya ketika seorang pejabat menyalahgunakan wewenangnya selama menjabat dan akhirnya ia harus menelan pil pahit yakni mendapat hukuman dengan diturunkannya pangkat atau jabatannya. Contoh lain dari mobilitas sosial vertikal ke bawah atau social sinking ini biasanya seseorang yang mengalami ketidakberuntungan karena jabatan atau status sosialnya turun karena berbagai alasan. 2. Contoh mobilitas sosial horizontal Berbeda halnya dengan mobilitas sosial vertikal yang mengalami perubahan status sosial, contoh mobilitas sosial horizontal ini misalnya seorang kepala dinas dimutasi ke dinas lainnya untuk menempati jabatan yang sama yakni sama-sama kepala dinas. 3. Contoh mobilitas sosial antargenerasi Mobilitas sosial biasanya juga terjadi di dalam konteks antargenerasi. Biasanya hal ini terjadi saat anak-anak bisa mencapai status sosial yang lebih tinggi dibandingkan leluhurnya. Contoh yang mungkin terjadi pada mobilitas sosial antargenerasi ketika seorang anak yang lahir di keluarga petani berhasil menjadi seorang pengusaha di kota besar, sementara ayah ibu, bahkan nenek dan kakeknya masih menjadi petani di desa. Pertanyaan Umum Mobilitas Sosial Apa yang dimaksud dengan mobilitas sosial ?Mobilitas sosial merupakan perubahan kedudukan warga masyarakat dalam sebuah kelas sosial dari satu kelas ke kelas sosial yang lainnya. Mengapa faktor ekonomi menjadi penghambat mobilitas sosial?Sebab, faktor ekonomi yang baik membuat masyarakat mudah memperoleh modal, pendidikan, dan kesempatan yang lebih baik lainnya. Baca artikel terkait lainnya tentang sosial di Blog Toko Buku Online Deepublish Apa itu integrasi sosial?Pengertian Interaksi SosialPerubahan Sosial BudayaPengertian Pluralisme
bagaimanakah bentuk konsekuensi mobilitas sosial dalam kehidupan masyarakat